Info IA1

Minggu, 09 Januari 2011 | By: Firmansyah

DUA PUISI


Berabad-abad yang lalu, di suatu jalan menuju Athens, dua orang penyair
bertemu. Mereka mengagumi satu sama lain. Salah seorang penyair bertanya,
"Apa yang kau ciptakan akhir-akhir ini, dan bagaimana dengan lirikmu?"

Penyair yang seorang lagi menjawab dengan bangga, "Aku tidak melakukan hal
lain selain menyelesaikan syairku yang paling indah, kemungkinan merupakan
syair yang paling hebat yang pernah ditulis di Yunani. Isinya pujian tentang
Zeus yang Mulia."

Lalu dia mengambil selembar kulit dari sebalik jubahnya dan berkata, "Ke
mari, lihatlah, syair ini kubawa, dan aku senang bila dapat membacakannya
untukmu. Ayuh, mari kita duduk berteduh di bawah pohon cypress putih itu."

Lalu penyair itu membacakan syairnya. Syair itu panjang sekali.
Setelah selesai, penyair yang satu berkata, "Itu syair yang indah sekali. Syair
itu akan dikenang berabad-abad dan akan membuat engkau masyhur."
Penyair pertama berkata dengan tenang, "Dan apa yang telah kau ciptakan
akhir-akhir ini?"

Penyair kedua menjawab, "Aku hanya menulis sedikit. Hanya lapan baris untuk
mengenang seorang anak yang bermain di kebun." Lalu ia membacakan
syairnya.

Penyair pertama berkata, "Boleh tahan, boleh tahan."
Kemudian mereka berpisah.

Sekarang, setelah dua ribu tahun berlalu, syair lapan baris itu dibaca di
setiap lidah, diulang-ulang, dihargai dan selalu dikenang. Dan walaupun syair
yang satu lagi memang benar bertahan berabad-abad lamanya dalam
perpustakaan, di rak-rak buku, dan walaupun syair itu dikenang, namun tidak
ada yang tertarik untuk menyukainya atau membacanya.

Khalil Gibran

0 comment:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar jika menurut anda menarik..!!!

Ziddu.Com